Selasa, 29 November 2016

Bang Bud, “Sang BudiGOL”
Siapa yang gak kenal dengan Budi Sudarsono, pesepak bola tim nasional Indonesia. Yang lahir di Kediri 19 September 1979  dengan segudang prestasi yang mengundang decak kagum para fansnya dan yang melihatnya. Bahkan dia pernah mendapat kontrak main di PDRM (Polis Diraja Super Malaysia) selama 4 bulan nilai kontrak sekitar dengan Rp 800 juta (Kalau dibelikan kerupuk dapat berapa yaa????). Kepiawaiannya bermain bola dilapangan hijau  membuatnya dia dijuluki “budigol“.
7 INDIKATOR KEBAHAGIAAN HIDUP

1. Qolbun Syakirun (hati yang selalu bersyukur)
Artinya selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stres. Inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.

الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ  *سورة الرعد أية ٢٨
 (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.
فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِى وَلَا تَكْفُرُوْنِ *سورة البقرة أية ١٥٢
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ *سورة النحل أية ١٨
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
IDA ROYANI, dari menyanyi & akting hingga terjun ke karier mode.
Ida Royani lahir di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1953. Ia memulai karier sebagai bintang iklan dan penyanyi cilik pada tahun 1960-an. Karier Ida memuncak diawali saat bernyanyi bersama Benyamin Sueb, lagu-lagu yang populer dibawakannya diantaranya Gambang Kromong, Disini Aje, dan Hujan Gerimis. Duet inipun kemudian berlanjut ke layar lebar melalui sejumlah film komedi seperti Tarsan Kota dan Benyamin Biang Kerok.
Didi Petet, aktor senior Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu, Indonesia telah berduka karena berpulangnya seorang seniman ternama, Didi Petet.

Didi Petet, dengan nama aslinya Didi Widiatmoko merupakan salah satu aktor senior Indonesia. Karir keartisannya dimulai dari teater, televisi sampai layar lebar dengan memerankan berbagai tokoh mulai dari “Emon” dalam catatan si Boy, “Kabayan” dalam Si Kabayan Saba Kota, sampai “Suwito” dalam Pasir Berbisik, hingga kemudian  mendapat anugerah tertinggi perfileman nasional Piala Citra pada 1988. Di samping itu, ia aktif pula dalam sejumlah pementasan teater, seminar tentang seni peran dan mengajar pada Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Tokoh ini sudah tidak asing lagi di tanah air, tapi sedikit orang yang tahu bila Benyamin Sueb yang biasa dipanggil bang Ben adalah seorang warga LDII yang pada akhir-akhir hayatnya aktif memberikan nasehat-nasehat kepada warga.
Pada akhir khayatnya, beliau berwasiat agar kuburannya diratakan, tidak menggunung seperti gunung karena beliau tidak suka gunung katanya. Salah satu komentar dia yang menarik adalah, "Gue mabok-mabokan gak ada yang ribut, gue udah bener dan ngaji sekarang banyak yang ribut", demikian katanya. 
”MBAH MAN”, Sang Serdadu Buntung yang mengabdikan sisa hidupnya untuk Pondok Pesantren Burengan-Kediri.
Bpk Ngatemin dan istrinya, rekan Mbah Man.
Sosok "Mbah Man" begitu populer dan telah menjadi konsesus sekaligus identitas warga LDII. "Mbah Man" telah menjadi pengikat persaudaraan antara warga LDII sekalipun tidak saling kenal sebelumnya. Di manapun, di seluruh dunia!. Namun siapakah Mbah Man, yang namanya sangat melegenda itu?
Kehidupan adalah masa depan, dan berjodoh adalah harapan. Dua hal yang sangat rahasia dan penuh misteri, tak bisa dipastikan tapi manusia bisa mendesain seperti apa akan mewujudkannya. Jatuh cinta dengan lawan jenis merupakan hal yang alami dan wajar. Setiap manusia pasti pernah merasakannya. Setiap hati yang masih sendiri pasti pernah bertanya kapan jodoh kita akan datang.