Kamis, 01 Desember 2016

KISAH TSA'LABAH

          Siang itu Rasululah sedang sholat berjamaah di masjid bersama para sahabat beliau. Diantara sederetan para sahabat yang makmum di belakang rasulullah, nampak seorang tengah baya yang kusut rambutnya dengan berpakaian lusuh. Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululah yang tekun beribadah.
Setelah Rasulullah menyelesaikan sholat, sahabat berpakaian lusuh itu segera beranjak pulang tanpa membaca wirid dan berdoa terlebih dahulu. Rasulullah menegurnya, “Tsa’labah!... Mengapa engkau tergesa-gesa pulang? Tidakah engkau berdoa terlebih dahulu? Bukankah tergesa-gesa keluar dari masjid adalah kebiasaan orang-orang munafik?”

IBLIS MINTA PENSIUN DINI


Baru-baru ini telah diberitakan bahwa Iblis dan bala tentaranya sudah tidak terlihat di tengah-tengah manusia lagi. Mereka sudah pergi menjauhi manusia. Entah apa sebabnya, kini tak ada lagi yang akan mengganggu manusia.
Akan tetapi bebarapa hari kemudian terlihat Iblis (raja dari setan) menghadap ke Tuhan, dia bermaksud menyampaikan keluhanya kepada Tuhan. Seketika kemudian terjadilah percakapan antara Iblis dan Tuhan.

QORUN DAN HARTANYA

Negeri Mesir yang terkenal subur dan makmur dengan tingkat peradaban yang tinggi itu ternyata telah di kotori oleh perilaku dan keyakinan penduduknya yang menyimpang dari ajaran tauhid. Tuhan yang semestinya mereka sembah adalah Alloh, tetapi ternyata mereka telah menjadikan Fir’aun sang raja Mesir sebagai sesembahan mereka.
KISAH JURAIJ

            Pada jaman dahulu kala tersebutlah pemuda bernama Juraij. Dia sangat rajin dan tekun beribadah. Hari-harinya dihabiskan untuk berdzikir pada Alloh dan mengerjakan sholat-sholat sunah. Hal itu selalu dilakukannya di sebuah mushola yang berada di samping rumahnya.
Juraij hidup bersama ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan, dan selalu memerlukan bantuan Juraij bila akan melakukan sesuatu sore itu ibu juraij sedang duduk di serambi.
“Juraij… Tolong ambilkan selimut, Ibu merasa kedinginan nak…”
“Baik bu…”
Juraij menyelimuti ibunya
“Juraij, kamu jangan jauh-jauh dari ibu, ibumu sekarang sering merasa tidak nak badan…”
“Aku tidak kemana-mana bu, paling-paling aku ada di mushola sebelah, dan bila ibu memanggilku, pasti aku mendengarnya.

KESEIMBANGAN HIDUP

Dikisahkan, ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Dia pun merasa sangat bersalah tapi dia tidak tahu harus bagaimana, pikiranya kacau. Dia merasa dalam keadaan dilema yang besar, memilih keluarganya atau karirnya yang sedang menanjak.

BERSYUKURLAH

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.
Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. “Akh, Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?”
  SULAIMAN DAN BILQIS
Suatu hari disebuah kerajaan besar dimuka bumi, berkumpul para punggawa, mulai dari prajurit sampai menteri-menteri kerajaan memenuhi panggilan sang Raja. Anehnya, tidak hanya bangsa manusia yang datang memenuhi panggilan itu, tetapi juga banyak jin-jin serta burung-burung berbondong-bondong berkumpul memenuhi balairung istana.
Sang Raja yang gagah perkasa duduk di singgasana sambil memandang mereka satu-persatu. “Mengapa aku tidak melihat Hud-hud? Tahukah kalian dimana dia?” tanya sang Raja memecah keheningan suasana. Para punggawa diam membisu sambil saling pandang satu sama lain. Mereka memang tidak tahu menahu soal kepergian seekor burung yang dimaksud oleh sang Raja. Maka sang Rajapun mengeluarkan sabdanya,”Dengar wahai punggawa! Oleh karena Hud-hud tidak hadir tanpa seizinku, maka sungguh aku akan menghukumnya dengan hukuman yang berat, atau aku akan memenggal kepalanya. Kecuali jika ia dapat memberikan alasan yang tepat tentang kepergiaannya!”

NYAWUK GETUN GAK NYAWUK GETUN

           Di sebuah desa terpencil, di tepi hutan di lembah yang hijau hiduplah sekelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang. Ketika itu hari pasar sedang berlangsung di desa tersebut dan ramai dikunjungi baik dari penduduk setempat maupundari desa lainnya. Diantara keramaian pasar ada tiga pemuda yang sedang menjajakan dagangannya yaitu kayu bakar yang mereka bawa dari hutan. Mereka adalah Umar, Abu, Abbas.
Kegiatan sehari-hari mereka adalah mencari kayu bakar di hutan lalu dijualnya ke pasar. Pekerjaan ini mereka lakukan tanpa pernah melirik pada pekerjaan lain, barangkali kodrat Ilahi sudah menentukan demikian. Ketiga pemuda sebaya itu sangat akrab satu sama lainnya, walaupun begitu ketiganya mempunyai perangai berbeda.